Sinopsis Page Turner Episode 3 Part 1
Dimulainya perjalanan seseorang... untuk menjadi seorang pianis terkenal di dunia..
Dimulainya perjalanan seseorang...
untuk menjadi seorang pianis terkenal di dunia..
Ini cerita tentang 2 orang,
yang
memulai segalanya dari awal.
Page Turner Episode 3 - Let Us Sing The Songs of Joy
Seorang pria berjalan di sebuah koridor rumah mewah. Dia membawa beberapa paket dan surat. Surat yang dikirim Cha sik untuk Hyun Myung Sae juga terlihat dalam genggaman pria itu. Di sepanjang koridor terdengar suara musik piano mengalun.
Ternyata Hyun Myung Sae ada di ruangan itu, tampak tenggelam saat memainkan pianonya. Saat lagunya selesai dia terkejut melihat sekretarisnya disana sambil membawa beberapa paket untuknya. Itu adalah hadiah dan surat dari penggemar.
Hyun Myung Sae mengambil paket dan surat dari
sekretarisnya dan senang saat melihat surat Cha sik, “Surat seperti ini lagi.”
Sekretaris bertanya surat dari siapa yang membuat Hyun Myung Sae bahagia
sekali? Hyun Myung Sae dengan santai bilang kalau itu dari putranya.
Sekretaris malah heran, memangnya anda punya?
Hyun Myung Sae bilang dia tidak punya, tapi ada 1 putranya, yang tinggal di
Korea. Hyun Myung Sae membuka surat Cha sik dan membacanya, “Ayah.. aku memutuskan untuk ikut Kompetisi
Duet Piano.” Hyun Myung Sae geli dan berkomentar itu hal yang mustahil.
“Semua
orang mengatakan itu adalah hal yang mustahil, tapi aku akan membuat itu
menjadi nyata.”
“Apa kau
ingat Yoo seul yang pernah kusebutkan di suratku sebelumnya? Kami… akan
mengikuti kompetisi itu bersama..”
Kembali saat Yoo seul setuju untuk bermain
bersama Cha sik dalam kompetisi piano itu, Cha sik melompat bahagia karena ada
yang percaya kalau dia punya peluang. Dia bertanya pada Yoo seul berapa
peluangnya untuk menang?
Yoo seul dengan wajah tidak berdosa bilang
mungkin sekita 0,00001%. Dan itu sukses menghapus senyum di wajah Cha Sik. Kalau
segitu kenapa juga Yoo seul mau main bareng dia?
“Karena peluangku untuk menjadi pianis dengan
mata seperti ini juga hanya segitu. Jadi kuputuskan untuk bertaruh…. Jika aku
bisa memenangkan kompetisi dan melawan semua kemustahilan, aku akan mempercayai
peluang kecil itu dan memulai semuanya dari awal.
“Kau mau main piano lagi?”
“Itu Cuma kalau aku menang.”
Cha sik jadi bersemangat lagi dan berjanji untuk meletakkan hidupnya dan bekerja keras membuat semua harapan mereka menjadi nyata hanya untuk Yoo seul. Cha sik mondar-mandir saking semangatnya tapi Yoo seul bilang kalau dia tidak mau bersusah payah dan membuang-buang waktunya soalnya toh mereka kemungkinan besar akan gagal, jadi dia cuma mau mengajari yang dasar2 saja.
Tapi “latihan dasar” dari Yoo seul aja sudah
membuat Cha sik takut dan kelimpungan. Yoo seul selalu marah2 dan mengomentari
teknik Cha sik yang salah. Mereka latihan di segala kesempatan, siang-malam dan
Yoo seul nggak pernah absen marah-marah wkwkk.
“Jika aku
tidak bisa melakukannya, dia akan mulai berteriak dan mencubitku. Katanya sih
tidak mau bersusah payah, tapi tetap aja dia menyeramkan. Dia marah dan
berteriak….”
Yoo seul terus memarahi Cha sik yang semakin lama
semakin kesal. Yoo seul bahkan tahu di nada apa Cha sik mengangkat pergelangan
tangannya.
“dan lama
kelamaan berubah menjadi monster.. Dan aku pun meledak”
“dan lama
kelamaan berubah menjadi monster.. Dan aku pun meledak”
Cha sik tidak tahan lagi. Dia berteriak kalo dia
bisa ngapain juga dia belajar sama Yoo seul. Cha sik bilang lupakan aja!!
Lupakan aja!! Lalu pergi ninggalin Yoo seul yang cuma bisa mengo kesal.
Cha sik jalan terus dengan kesal sendiri bahkan
sampai mukul rambu2 di jalan. Dia lalu marahin jari-jarinya wkwkkw. Cha sik
bingung harus ngapain karena udah terlanjur marah-marah ke Yoo seul. Tiba-tiba
dia melihat dagang balon di seberang jalan dan dapat ide,
Yoo seul sendiri jalan pulang sambil marah-marah. Dia ngelewatin seorang ahjumma dan dengan suara keras tanya lokasi dia dimana. Ahjumma itu kaget tapi langsung kasih tahu kalau mereka lagi ditaman. Yoo seul juga bilang terima kasih dengan nada tinggi.
Saking emosinya dia sampe hampir jatuh untung ditahan sama Cha sik. Yoo seul nggak tau itu Cha sik dan bilang terima kasih sambil emosi.
Tapi akhirnya dia gak bisa nahan ketawa juga. Cha sik juga ketawa sambil nyanyi dengan suara bebek. Yoo seul tambah gak bisa berhenti ketawa dan akhirnya mereka ketawa bareng.. So sweetnyaa
“Aku jadi
tidak sabar bermain bersama Yoo seul di kompetisi dan aku jadi sangat penasaran
bagaimana wajahnya saat kami menyelesaikan permainan kami”
Hyun Myung Sae berhenti membaca surat itu dan
bertanya apakah dia punya jadwal saat Februari (saat kompetisi berlangsung)?
Sekretarisnya bilang tidak, apa Myung sae mau ke Korea? “Ya. Aku jad semakin
penasaran dengan putraku ini.” Myung sae melipat surat itu dan memasukkannya ke
surat2 Cha sik sebelumnya, yang ternyata banyak sekali dan masih disimpan oleh
Myung sae.
Yoo seul dan Cha sik latihan lagi dan kali ini mereka mulai latihan duet. Mereka tersenyum bahagia saat Cha sik memulai lagu baru setelah lagu yang pertama selesai. Mama Yoo seul memperhatikan hal itu dari jauh, untuk pertama kalinya, dia melihat Yoo seul sangat bahagia saat bermain piano
Saat pulang sekolah Jin Mok melihat Yoo seul yang
menunggu Cha sik dengan buku diatas kepalanya. Yoo seul bilang kalau dia nggak
mau botak karena salju tapi Jin mok bilang kalau Yoo seul lucu sampai2 semua
orang memperhatikan Yoo seul. Yoo seul bilang semenjak dia buta, nggak ada yang
bisa bikin dia malu.
Tanpa sepengatuhan Yoo Seul, Jin Mok memayunginya
diam2. Jin mok bertanya apa Yoo seul yakin ikut kompetisi sebagai partner si
larva (Cha sik)? Yah Jin mok cuma berharap kalau Yoo seul tidak terpaksa kut
kompetisi ini hanya karena larva, bisa-bisa Yoo seul mempermalukan dirinya
sendiri nanti.
Yoo seul agak tersinggung dan dengan sinis bilang kalau nggak ada lagi yang bikin dia malu sejak dia jadi buta, lagipula Cha sik berkembang dengan sangat cepat samppe2 Yoo seul mulai percaya kalau Cha sik benar2 anak Hyun Myung Sae, jadi Jin mok nggak perlu khawatir karena Yoo seul tidak akan membuat dirinya kelihatan bodoh di panggung. Yoo seul memuji Cha sik tanpa sadar Cha sik yang mendengarkan di belakang mereka jadi senang sekali.
Yoo seul malah bilang dia kasihan sama Jin mok
karena dia sudah mendengar tentang taruhan itu dan sepertinya Jin Mok akan
kalah. Dia kasihan karena sepertinya Jin mok adalah tipe orang yang takut
direndahkan. Jin mok terdiam mendengar kata2 Yoo seul. Cha sik lalu menghampiri
keduanya dan mengajak Yoo seul pulang.
Jadi bayangkan bagaimana takutnya Cha sik waktu
Yoo seul menarik kerah bajunya dan bilang dengan nada keras kalau Cha sik masih
jauh dari sempurna. Perjuangan Cha sik masih panjang karena dalam tahap begini
Cha sik hanya akan membuat mereka berdua kelihatan bodoh di panggung.
“Aku gak mau direndahin terutama di depan Seo Jin
Mok. Aku takut sekali.”
“Apa kau sekaang sedang mengancamku?” tanya Cha
sik takut2.
“Aku sedang memohon.” Yoo seul minta Cha sik
lebih berusaha lagi.
“Jangan khawatir. Aku juga sama bencinya. Aku tidak
suka saat Dungu merendahkanku.”
Mereka berdua kemuadian saling menyemangati
dengan tos, Yoo seul bahkan memukul perut Cha sik. Lalu mereka janjian untuk
latihan malam nanti di sekolah.
Malamnya Cha sik menunggu sambil mendengarkan lagu. Tiba2 Mama Yoo seul keluar untuk menempelkan sesuatu. Cha sik langsung sembunyi di kereta dorong yang malah meluncur ke arah rumah Yoo seul jadinya ketahuan deh wkwk. Mama memandang Cha sik dengan aneh.
Mama kelihatan seperti orang yang depresi. Dia
hanya diam tapi kemudian bertanya apa rahasia Cha sik? Cha sik bingung
maksudnya apa.
“Bagaimana kau membuatnya tersenyum? Aku tidak
pernah melihat Yoo seul tersenyum saat bermain piano, tapi waktu bermain
denganmu, untuk pertama kalinya dia tersenyum. Apa yang sebenarnya kau
lakukan?”
Cha sik lebi kaget karena Mama Yoo seul pernah melihat mereka main piano bersama tapi mama Yoo seul bilang dia tahu karena dia mamanya Yoo seul.
Cha sik lebi kaget karena Mama Yoo seul pernah melihat mereka main piano bersama tapi mama Yoo seul bilang dia tahu karena dia mamanya Yoo seul.
Yoo seul di dalem mengendap-endap keluar. Tanpa
tahu kalau ibunya sebenarnya di luar, dia manggil Cha sik dan panik waktu Cha
sik ngomong keras2 takut mamanya bangun. Cha sik yang disuruh diam sama mama
menyarankan bagaimana kalau mereka kasih tahu mamanya Yoo seul kalau Yoo seul
main piano lagi. Tapi Yoo seul tidak mau mamanya berharap lebih karena itu akan
membuat Yoo seul tertekan sendiri. Yoo seul malah tanya apa Cha sik bawa
sepeda? Tapi Cha sik nggak bawa karena bahaya bersepeda malam2 dan bisa saja
melukai tangan Yoo seul. Yoo seul setuju dan mereka pergi dengan izin mama
(mama mengisyaratkan Cha sik boleh pergi).
Di ruang latihan sendiri Jin Mok sedang main tapi dia menyerah dan bergumam bahkan dia saja merasa bosan mendengar permainan pianonya. Tiba2 dia mendengar suara Cha sik dan langsung sembunyi. Cha sik dan Yoo seul masuk ke ruang latihan dan mendiskusikan kalau Cha sik belum bisa menghayati ‘feel’ lagunya. Yoo seul bilang kalau itulah bagian terpenting untuk memainkan sebuha lagu, dia mencontohkan dan menyuruh Cha sik membayangkannya dalam konteks lompat tinggi.
“Ada rintangan tinggi didepanmu. Kau merasa gugup dan tidak yakin mampu melewatinya...."
Tapi perlahan… semuanya menjadi tenang dank au punya firasat baik ini akan berhasil. Jantungmu berdebar cepat dalam nada pianissimo dan kau membawa semuanya, melompat pada nada crescendo.”
Yoo seul memainkan piano memberi contoh dan Cha
sik tampak memikirkannya dengan serius. Yoo seul bertanya apa Cha sik mampu
melakukannya? Cha sik mengiyakan dan bertanya seberapa cepat dia harus memainkannya?
“Sekitar 135 BPM nya metronome”
Kemudian Cha sik melatih kecepatan nadanya di piano using tapi dia masih terlalu lambat. Jin Mok tiba2 muncul dan menyuruhnya menyerah saja. Cha sik kaget sekali dan Jin Mok melanjutkan, “Kupikir kau punya sesuatu karena berani bermulut besar. Tapi ternyata kau bukan apa2”
Cha sik membenarkan perkataan Jin Mok dan
menyuruh Jin mok meneruskan hinaannya. Jin mok heran tapi Cha sik bilang kalau
julukannya bukanlah larva tapi banteng mengamuk, karena semakin dia direndahkan
oleh orang, darahnya semakin mendidih dan dia akan mendapat energy dari
kemarahannya. Itulah yang membuatnya bisa mencetak rekor nasional.
Jin mok bertanya,”Apa kau yakin kalau kau punya
bakat? Itulah bagaimana semua orang memulai mimpi mereka dan kemudian menyadari
betapa biasanya bakat yang mereka miliki lalu mulai bertanya-tanya apakah
mereka harus melanjutkannya? Tapi mereka juga takut menjadi bukan siapa2.”
Cha sik berkata hinaan Jin mok terlalu lemah,
belum cukup untuk memprovokasi dia. Mereka lalu berdebat layaknya anak kecil
saat Cha sik salah menyebut kata2 dan Jin Mok memberi tahu kata yang benar
dengan emosi.
Malamnya, Ibu Cha sik lewat di depan umah Yoo
seul dan menyadari kalau ini yoo seul teman anaknya. Dia melihat brosur sale
piano dan mengintip. Tapi saat masuk ternyata ibu Yoo seul sedang minum2
sendiri. Ibu Chasik beralasan mau melihat2 piano untuk anaknya yang baru belajar
piano tapi karena berkembang sangat cepat, dia mau membeli piano yang tidak
hanya untuk pemula. Mama Yoo seul bilang kalau piano itu akan cocok tapi
harganya sedikit mahal tapi ibu Cha sik bilang tidak apa2 karena dia bisa
menarik uangnya dan lebih memilih berinvestasi pada putranya yang berjanji akan
membelikannya gedung.
“Jang letakkan hidupmu… pada anak sebaik dia. Aku sudah melakukannya, dan itu seperti … menyemprot air pada selimut kapas yang dipakainya. Karena mengkhawatirkan kalau anakku mengalami waktu yang sulit, aku menyemprotkan semua air yang seharusnya kuminum pada selimut kapas itu. Tapi selimut itu jadi sangat berat untuk anak sekecil mereka. Aku tidak tahu ini,.. dan terus menyemprotkan air. Sehingga selimut yang awalnya halus dan bagus, menjadi sangat mengganggu. Ibunya kehausan dan anaknya keberatan.”
Cha sik tampak latihan untuk mempercepat temponya tapi sayangnyadia belum mencapai target 135 BPM. Dia putus asa dan seperti ingin menyerah, tapi lalu dia mengeluarkan ponsel dan melihat foto ayah ibunya. Dia jadi kembali bersemangat."
Ibu tampak memikirkannya saat makan dan Cha sik
curhat kalau temponya sangat lambat. Ibu bilang pada Cha sik setelah dia pikir2
dia tidak memerlukan gedung karena dia merasa seperti sedang merampok
orang/penyewa.
Cha sik setuju dan bilang sebagai gantinya dia
akan membelikan restoran BBQ saja, yang juga ditolak ibunya karea ibunya pemalu
tidak bisa kerja dengan orang banyak. Ibu Cuma mau ikut kompetisi menulis dan
jadi penulis. Cha sik memuji ibunya pintar dan berjanji akan membiayai
penerbitan bukunya dan akan mengadakan pesta launching di hotel.
Ibu memandang
Cha sik dengan khawatir karena Cha sik tampak bersemangat sekali.
Sinopsis Page Turner Episode 3 Part 1
Reviewed by Putu Ayu Damayanti
on
2:27 PM
Rating:
Tidak ada komentar
Leave komentar ya(^^) Komentar kamu sangat saya hargai dan bikin saya semangat posting!